Keperawatan menurut http://id.wikipedia.org/wiki/Keperawatan merupakan suatu profesi yang difokuskan pada perawatan individu, keluarga, dan komunitas dalam mencapai, memelihara, dan menyembuhkan kesehatan yang optimal dan berfungsi.
Sejarah keperawatan di dunia diawali pada zaman prasejarah sampai pada munculnya Florence Nightingale sebagai pelopor keperawatan yang berasal dari Inggris.
Florence Nightingale dikenal sebagai seorang wanita terdidik dari kalangan keluarga kelas menengah. Dia mengabdikan dirinya sebagai seorang perawat. Dia berhasil mengubah kondisi ini secara drastis, dari perawat yang dikenal sebagai pemabuk dan pengacau menjadi perawat yang dianggap sebagai salah satu profesi yang terhormat.
Beberapa aspek lain juga turut membantu dalam penerimaan keperawatan di masyarakat. Salah satunya adalah pendirian rumah sakit yang mengharuskan perawatnya berperilaku baik, terutama terhadap pasien.
Rumah sakit ini didirikan pada tahun 1853 oleh Theodore Fliedner. Hingga kemudian banyak orang yang terkesan dengan fasilitas ini. Setelah ini kemudian British Institute of Nursing Sisters didirikan.
Sebelum adanya keperawatan modern, biarawati dan militer sering menyediakan pelayanan keperawatan. Oleh karena itu, agama dan militer merupakan akar dari keperawatan modern, ini terbukti di beberapa negara, misalnya di Inggris, perawat wanita senior dipanggil “sisters” yang merupakan panggilan untuk para biarawati.
Sejarah Keperawatan di Indonesia
1. Masa sebelum merdeka
Pada masa pemerintahan kolonial Belanda, perawat
berasal dari penduduk pribumi yang disebut Verpleger dengan dibantu Zieken
Oppaser sebagai penjaga orang sakit. Mereka bekerja pada rumah sakit Binnen
Hospital di Jakarta yang didirikan pada tahun 1799 untuk memelihara kesehatan tentara Belanda.
Setelah pemerintah kolonial kembali ke tangan
Belanda, usaha-usaha peningkatan kesehatan penduduk mengalami kemajuan. Pada
tahun 1819 di Jakarta didirikan beberapa rumah sakit, salah satu diantaranya
adalah Rumah Sakit Stadverband berlokasi di Glodok Salemba yang sekarang
bernama Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM). Pada kurun waktu
1816-1942 berdiri bebrapa rumah sakit swasta milik Misionaris Katolik dan
Zending Protestan antara lain Rumah sakit PGI Cikini, Rumah Sakit St. Carolus
Salemba, Rumah Sakit St. Boromeus Bandung dan Rumah Sakit Elisabeth Semarang.
Bersamaan dengan berdirinya rumah sakit diatas, didirikan sekolah perawat. RS
PGI Cikini tahun 1906 menyelenggarakan pendidikan juru rawat, RSCM tahun 1912
ikut menyelenggarakan pendidikan juru rawat. Itulah sekolah perawat pertama
yang berdiri di Indonesia.
2. Masa setelah merdeka
Tahun 1945-1950 merupakan periode awal
kemerdekaan dan merupakan masa transisi Pemerintah Republik Indonesia sehingga pada masa ini boleh dikatakan tidak ada perkembangan. Demikian
pula tenaga perawat yang digunakan diunit-unit pelayanan keperawatan adalah
tenaga yang ada, pendidikan tenaga keperawatan masih meneruskan sistem
pendidikan yang telah ada (lulusan pendidikan “Perawat” Pemerintah Belanda). Pendidikan
keperawatan dari awal kemerdekaan sampai tahun 1953 masih berpola pada
pendidikan yang dilaksanakan oleh pemerintah Hindia Belanda.
Tahun 1955 di buka Sekolah Djuru Kesehatan (SDK)
dengan pendidikan dasar umum sekolah rakyat ditambah pendidikan satu tahun dan
Sekolah Pengamat Kesehatan yaitu sebagai pengembangan SDK ditambah pendidikan
satu tahun. Ditinjau dari aspek pengembangannya sampai dengan tahun 1955 ini
tampak pengembangan keperawatan tidak berpola, baik tatanan pendidikannya
maupun pola ketenagaan yang diharapkan.
Tahun 1962 dibuka Akademi Perawatan, yaitu
pendidikan tenaga keperawatan dengan dasar pendidikan umum SMA di Jakarta, di
RSUP Cipto Mangunkusumo yang sekarang kita kenal sebagai Poltekkes Jurusan
Keperawatan Jakarta yang berada di Jalan Kimia No. 17 Jakarta Pusat.
Pada masa tahun 1963 hingga 1982 tidak terlalu
banyak perkembangan di bidang keperawatan, sekalipun sudah banyak perubahan
dalam pelayanan, tempat tenaga lulusan Akademi Keperawatan banyak diminati oleh
rumah sakit-rumah sakit, khususnya rumah sakit besar.
Sejak adanya kesepakatan pada lokakarya nasional
(Januari 1983) tentang pengakuan dan diterimanya keperawatan sebagai suatu
profesi, dan pendidikannya berada pada pendidikan tinggi, terjadi perubahan
mendasar dalam pandangan tentang pendidikan keperawatan. Pendidikan keperawatan
bukan lagi menekankan pada penguasaan keterampilan, tetapi lebih pada
penumbuhan, pembinaan sikap dan keterampilan profesional keperawatan, disertai
dengan landasan ilmu pengetahuan khususnya ilmu keperawatan.
Tahun 1983
merupakan tahun kebangkitan profesi keperawatan di Indonesia, sebagai
perwujudan lokakarya tersebut di atas pada tahun 1984 diberlakukan kurikulum
nasional untuk Diploma III Keperawatan.
0 komentar :
Posting Komentar
Kata-kata yang digunakan dalam komentar adalah tanggung jawab dari pemberi komentar, sebaiknya gunakan bahasa yang baik dan beretika dalam berkomentar.