Quintel Blogger theme

A free Premium Blogger theme.

Rabu, 19 Februari 2014

Aterosklerosis

Aterosklerosis merupakan penyakit pada arteri yang lebih besar. Dimulai pada masa kanak-kanak dengan akumulasi lipid yang terlokalisasi dalam intima arteri yang disebut fatty streak (garis-garis lemak). Sampai dengan usia paru baya beberapa fatty streak ini berkembang menjadi plak aterosklerosis., lesi fokal dimana dinding arteri jelas abnormal. Plak mungkin berukuran beberapa sentimeter, dan paling umum terdapat di dalam aorta, arteri koronaria, dan arteri karotis interna, serta sirkulus willisi. Ciri-ciri suatu plak arterosklerosis yaitu sebagai berikut:
1.    Dinding arteri menebal secara fokal oleh proliferasi sel otot polos intima dan deposisi jaringan ikat fibrosa, yang membentuk suatu selubung fibrosa yang keras. Selubung ini menonjol ke dalam lumen vascular, membatasi aliran darah, dan seringkali menyebabkan iskemia pada daerah jaringan yang disuplai oleh arteri.
2.    Suatu kumpulan lunak dari lipid ekstraseluler dan debris sel berakumulasi di bawah selubung fibrosa (athera=bubur). Penumpukan ini melemahkan dinding arteri, sehingga selubung fibrosa dapat retak atau robek. Akibatnya, darah masuk ke dalam lesi dan terbentuk thrombus (bekuan darah). Thrombus ini, dapat terbawa ke vascular bed aliran (upstream) sehingga menyumbat pembuluh darah yang lebih kecil. Yang kemudian menyebabkan infark miokard jikaterjadi di dalam arteri koroner, atau menyebabkan stroke jika terjadi dalam arteri serebri.
3.    Endotel di atas lesi menghilang sebagian atau seluruhnya. Ini dapat menyebabkan pembentukan thrombus yang terus berlanjut, sehingga menyebabkan oklusi aliran intermitten seperti pada angina tak stabil.
4.    Lapisan sel otot polos media di bawah lesi mengalami degenerasi. Hal ini melemahkan dindingg vaskuler, yang dapat mengembang dan akhirnya rupture.
Pathogenesis aterosklerosis
Resiko perkembangan aterosklerosis sebagian ditentukan secara genetik. Insidensi dari konsekuensi klinis aterosklerosis seperti penyakit jantung iskemik meningkat seiring usia, terutama setelah usia 40 tahun. Laki-laki lebih banyak menderita daripada wanita karena kemungkinan efek protektif dari estrogen. Faktor predisposisinya yaitu merokok, hipertensi, diabetes, dan tingginya kolesterol serum.
Hipotesis mengenai pathogenesis aterosklerosis yang paling banyak diterima adalah bahwa aterosklerosis diinisiasi oleh cidera atau disfungsi endotel. Plak cenderung terbentuk pada area yang memiliki berbagai stress regangan hemodinamik (misalnya ditempat percabangan arteri atau bifurkasi). Endotel rentan rusak pada area tersebut, disfungsi endotel memacu adhesi monosit, sel darah putih yang tertimbun dibawah lapisan monolayer endotel, dan menjadi makrofag. Makrofag dalam keadaan normal berperan penting selama inflamasi, merupakan respon tubuh terhadap cidera dan infeksi. Makrofag melakukan peran tersebut dengan bekerja sebagai sel pengangkut untuk mengangkut sel mati dan benda asing, dan juga melepaskan sitokin dan faktor pertumbuhan untuk memacu penyembuhan. Namun demikian, makrofag dalam dinding arteri dapat teraktivasi secara normal, menyebabkan suatu tipe reaksi inflamasi lambat, yang akhirnya menghasilkan plak lanjut dan berbahaya secara klinis. 
Lesi aterosklerosis memiliki konsekuensi klinis paling penting bila terjadi pada arteri koroner. Lesi dimana selubung fibrosa menjadi tebal cenderung menyebabkan stenosis yang signifikan, atau penyempitan lumen vascular, yang secara bertahap menyebabkan iskemia jantung, terutama saat kebutuhan oksigen miokardium meningkat. Hal ini menyebabkan angina stabil. Pada plak lanjut seringkali terdapat area denudasi endotel yang besar, yang menjadi lokasi pembentukan thrombus. Selain itu, lesi yang kaya lipid dan sel busa biasanya tidak stabil dan cenderung robek serta terbuka. Rupture plak ini mungkin ditolong oleh adanya limfosit T dalam lesi, karena limfosit ini menghasilkan interferon gamma yang menginhibisi pembentukan matriks, dan makrofag, yang menghasilkan protease yang mendegradasi matriks jaringan ikat. Rupture plak memungkinkan darah memasuki lesi, menyebabkan pembentukan thrombus pada permukaan dan / atau dalam lesi, seringkali terjadi pada sindrom koroner akut seperti angina takstabil atau infark miokard. Thrombus kronik nonfatal secara bertahap dapat digantikan oleh jaringan ikat dan bergabung dalam lesi, suatu proses yang disebut organisasi.


Referensi :
Aaronson, P.I. & Jeremy, P.T.W. (2010). At a glance sistem kardiovaskular edisi  ketiga. Jakarta: Penerbit Erlangga

Tao, L dan Kendall, K. (2013). Sinopsis organ system kardiovaskuler pendekatan dengan sistem terpadu dan disertai kumpulan kasus klinik. Jakarta : Kharisma Publishing Group



0 komentar :

Posting Komentar

Kata-kata yang digunakan dalam komentar adalah tanggung jawab dari pemberi komentar, sebaiknya gunakan bahasa yang baik dan beretika dalam berkomentar.