Quintel Blogger theme

A free Premium Blogger theme.

Rabu, 19 Februari 2014

Efusi Pleura

Menurut Muttaqin (2011) efusi pleura adalah suatu keadaan di mana terdapat penumpukan cairan dalam pleura berupa transudat atau eksudat yang diakibatkan terjadinya ketidakseimbangan antara produksi dan absorpsi di kapiler dan pleura viseralis. Menurut Djojodibroto (2009) akumulasi jumlah cairan pleura di dalam rongga pleura dapat terjadi jika terdapat peningkatan tekanan hidrostatik kapiler darah seperti pada gagal jantung atau jika terjadi penurunan tekanan osmotik cairan darah seperti hipoalbuminemia, juga dapat terjadi jika tekanan di dalam rongga pleura bertambah negatif (turun) seperti pada atelektasis.
Pada paru-paru normal cairan pleura masuk ke dalam rongga pleura dari dinding dada (pleura parietalis) dan mengalir meninggalkan rongga pleura menembus pleura viseralis untuk masuk ke dalam aliran limfa. Tekanan hidrostatik di kapiler sistemik (dinding dada) besarnya 30 cm H2O. Tekanan negatif di dalam rongga pleura adalah -5 cm H2O. Berarti perbedaan tekanan antara kapiler sistemik dan rongga pleura 35 cm H2O. Tekanan osmotik koloid di kapiler sistemik (dinding dada) besarnya 34 cm H2O. Tekanan osmotik koloid di rongga pleura adalah 8 cm H2O. Perbedaan tekanan osmotik koloid antara kapiler sistemik dengan tekanan osmotik koloid di rongga pleura 26 cm H2O. Cairan cenderung mengalir dari daerah bertekanan osmotik rendah ke arah bertekanan osmotik tinggi. Berdasarkan perbedaan tekanan osmotik, seharusnya cairan di rongga pleura cenderung mengalir dari rongga pleura ke dinding dada, akan tetapi karena tekanan hidrostatik dari dinding dada ke arah rongga pleura lebih besar yaitu 35 cm H2O, cairan dari dinding dada akan masuk ke dalam rongga pleura (35 cm H2O-26 cm H2O = 9 cm H2O). 
Pada kasus gagal jantung kiri, penurunan curah jantung menyebabkan peningkatan Left Ventrikel End Diastolik (preload) dan tekanan vena pulmonalis karena darah kembali dalam sirkulasi pulmonal (kongesti pulmonal). Keadaan ini menyebabkan jantung berdilatasi dan peningkatan tekanan kapiler pulmonal memacu terjadinya akumulasi cairan pada jaringan intertisial paru. Peningkatan tekanan kapiler dapat mendorong cairan ke dalam alveoli (edema pulmonal). Peningkatan tekanan pada jaringan paru pada edema paru menyebabkan perpindahan cairan dari jaringan interstitial paru ke rongga pleura. Sehingga penumpukan cairan di rongga pleura menyebabkan akumulasi berlebih cairan pleura hingga 300 mL yang disebut efusi pleura (Pratomo & Yunus, 2013).


Referensi :
Djojodibroto, R. D. (2009). Respirologi (respiratory medicine. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran ECG.

Muttaqin, A. (2011). Buku ajar asuhan keperawatan klien dengan gangguan sistem pernapasan. Jakarta: Salemba Medika.

Pratomo, I.P & Faisal, Y. (2013). Anatomi dan fisiologi Pleura. Journal IDI Continuing Medical Education CDK-205/vol.40 no.6, halaman 410-412.


0 komentar :

Posting Komentar

Kata-kata yang digunakan dalam komentar adalah tanggung jawab dari pemberi komentar, sebaiknya gunakan bahasa yang baik dan beretika dalam berkomentar.