Menurut Muttaqin (2011) efusi pleura adalah suatu
keadaan di mana terdapat penumpukan cairan dalam pleura berupa transudat atau
eksudat yang diakibatkan terjadinya ketidakseimbangan antara produksi dan
absorpsi di kapiler dan pleura viseralis. Menurut Djojodibroto (2009) akumulasi
jumlah cairan pleura di dalam rongga pleura dapat terjadi jika terdapat
peningkatan tekanan hidrostatik kapiler darah seperti pada gagal jantung atau
jika terjadi penurunan tekanan osmotik cairan darah seperti hipoalbuminemia,
juga dapat terjadi jika tekanan di dalam rongga pleura bertambah negatif
(turun) seperti pada atelektasis.
Pada paru-paru normal cairan pleura masuk ke dalam
rongga pleura dari dinding dada (pleura parietalis) dan mengalir meninggalkan
rongga pleura menembus pleura viseralis untuk masuk ke dalam aliran limfa.
Tekanan hidrostatik di kapiler sistemik (dinding dada) besarnya 30 cm H2O.
Tekanan negatif di dalam rongga pleura adalah -5 cm H2O. Berarti
perbedaan tekanan antara kapiler sistemik dan rongga pleura 35 cm H2O.
Tekanan osmotik koloid di kapiler sistemik (dinding dada) besarnya 34 cm H2O.
Tekanan osmotik koloid di rongga pleura adalah 8 cm H2O. Perbedaan
tekanan osmotik koloid antara kapiler sistemik dengan tekanan osmotik koloid di
rongga pleura 26 cm H2O. Cairan cenderung mengalir dari daerah
bertekanan osmotik rendah ke arah bertekanan osmotik tinggi. Berdasarkan
perbedaan tekanan osmotik, seharusnya cairan di rongga pleura cenderung
mengalir dari rongga pleura ke dinding dada, akan tetapi karena tekanan
hidrostatik dari dinding dada ke arah rongga pleura lebih besar yaitu 35 cm H2O,
cairan dari dinding dada akan masuk ke dalam rongga pleura (35 cm H2O-26
cm H2O = 9 cm H2O).
Pada kasus gagal jantung kiri, penurunan curah jantung menyebabkan peningkatan Left Ventrikel End Diastolik (preload) dan tekanan vena pulmonalis karena darah kembali dalam sirkulasi pulmonal (kongesti pulmonal). Keadaan ini menyebabkan jantung berdilatasi dan peningkatan tekanan kapiler pulmonal memacu terjadinya akumulasi cairan pada jaringan intertisial paru. Peningkatan tekanan kapiler dapat mendorong cairan ke dalam alveoli (edema pulmonal). Peningkatan tekanan pada jaringan paru pada edema paru menyebabkan perpindahan cairan dari jaringan interstitial paru ke rongga pleura. Sehingga penumpukan cairan di rongga pleura menyebabkan akumulasi berlebih cairan pleura hingga 300 mL yang disebut efusi pleura (Pratomo & Yunus, 2013).
Referensi :
Djojodibroto,
R. D. (2009). Respirologi (respiratory
medicine. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran ECG.
Muttaqin,
A. (2011). Buku ajar asuhan keperawatan
klien dengan gangguan sistem pernapasan. Jakarta: Salemba Medika.
Pratomo,
I.P & Faisal, Y. (2013). Anatomi dan
fisiologi Pleura. Journal IDI Continuing Medical Education CDK-205/vol.40
no.6, halaman 410-412.
0 komentar :
Posting Komentar
Kata-kata yang digunakan dalam komentar adalah tanggung jawab dari pemberi komentar, sebaiknya gunakan bahasa yang baik dan beretika dalam berkomentar.